Capai nol emisi karbon sebelum 2060 menjadi komitmen Indonesia dan untuk itu Indonesia akan terus bekerja keras dalam mencapai nol emisi karbon sebelum tahun 2060. Komitmen tersebut merupakan langkah Indonesia dalam upaya membangun negara makmur dan berkelanjutan dengan perekonomian inklusif.
Hal itu disampaikan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dihadapan para pemimpin dunia yang hadir pada KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim (COP28) di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), Jumat lalu waktu setempat.
Untuk itu, kata Jokowi, Indonesia akan terus bekerja keras dalam mencapai nol emisi karbon sebelum tahun 2060, sekaligus menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kemiskinan dan ketimpangan yang terus diturunkan secara signifikan, serta lapangan kerja yang terus tercipta.
Jokowi juga menyampaikan tentang keberhasilan Indonesia menurunkan angka deforestasi pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir, diikuti dengan pembangunan persemaian dalam skala besar berkapasitas total 75 juta bibit per tahun dan sudah mulai efektif untuk berproduksi. Dalam menurunkan emisi karbon Indonesia berkomitmen memperbaiki pengelolaan forest and other land use (FOLU), serta mempercepat transisi energi menuju energi baru terbarukan.
Menurut Jokowi dalam keterangan tertulis, Senin (4/12/2023) yang dilansir EGINDO.co bahwa dalam hal pengelolaan FOLU, Indonesia terus menjaga dan memperluas hutan mangrove serta merehabilitasi hutan dan lahan.
Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menurunkan angka deforestasi pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Hal ini juga diikuti dengan pembangunan persemaian yang dilakukan dalam skala besar dengan kapasitas total sekitar 75 juta bibit per tahun dan juga sudah mulai efektif berproduksi. Sedangkan dalam hal transisi energi, Indonesia untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan.
Adapun pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia utamanya melalui energi surya, air, angin, panas bumi, dan arus laut, serta pengembangan biodiesel, bioethanol, dan bioaftur yang diklaim semakin luas. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Jokowi mengundang sejumlah pihak seperti mitra bilateral, investasi swasta, filantropi, dan negara sahabat untuk menjalin kolaborasi pendanaan dalam mewujudkan nol karbon emisi pada 2060.
Ditegaskan Jokowi target Paris agreement and net zero emission hanya bisa dicapai jika bisa menuntaskan masalah pendanaan transisi energy karena dari situlah masalah dunia bisa diselesaikan. Dalam satu dekade terakhir, Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung negosiasi substansial dalam Conference of the Parties (COP) UNFCCC.
Sejumlah langkah dan kebijakan monumental pun tercipta. Misalnya Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030, panduan untuk aksi iklim praktis di Indonesia, yang merupakan hasil diskusi pada COP26 di Glasgow dua tahun lalu.
Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyampaikan, target iklim FOLU Net Sink 2030 yang diluncurkan pada COP26, merupakan komitmen dan implementasi iklim dengan dasar hukum yang kuat dimana regulasi tersebut ditandatangani oleh Presiden pada bulan Oktober 2021.
Menurut Siti, Indonesia juga telah berhasil mengurangi deforestasi lebih banyak dibandingkan negara lain dalam beberapa tahun terakhir, dan memastikan sektor FOLU berkontribusi terhadap pengurangan emisi Indonesia sebesar 60%. Pada peristiwa El Nino tahun 2023, hanya 16% dari total kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh kebakaran gambut, serta tidak menimbulkan kabut asap lintas batas di Indonesia. Siti memastikan, target iklim FOLU Net Sink 2030 tetap sesuai rencana sama artinya dengan melindungi spesies utama dan habitatnya. Begitu juga dengan upaya restorasi gambut berbasis masyarakat dan rehabilitasi mangrove, yang mencakup jutaan hektar lahan.@
Sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden/EGINDO.co