Menko Marves: Cadangan Karbon RI Capai 630 Giga Ton

Indonesia memiliki potensi cadangan penyimpanan karbon hingga 630 giga ton di akuifer garam serta reservoir minyak dan gas yang sudah habis. Sejumlah investor asing disebut tertarik menanamkan modal untuk bisnis penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage (CCS) di Tanah Air.

Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam acara 2nd International & Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024 pada Rabu (31/7/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Menurutnya, bahwa salah satu proyek yang tengah dibidik investor adalah penerapan CCS di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten. Teknologi yang digunakan untuk menyimpan emisi CO2 di PLTU tersebut diperkirakan akan terpasang dalam waktu tiga tahun ke depan. Katanya banyak investor yang antre (untuk proyek CCS), misalnya di Suralaya. Teknologinya baru siap pada tahun 2027.

Sementara itu pada tingkat global, investasi CCS mencapai 6,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp104 triliun (kurs Rp16.289), dengan Asia memberikan kontribusi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau senilai Rp19,5 triliun. Menko Marves menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran sentral dalam investasi teknologi CCS melalui berbagai proyek, seperti proyek Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, dan di Cekungan Sunda-Asri, Jawa Barat.

Menurutnya, ada peluang investasi sebesar 1,2 miliar dolar AS. “Kita sedang menghitung berapa angka yang bisa didapat dari potensi CCS kita, karena kita memiliki kapasitas penyimpanan CO2 sebesar 630 giga ton,” katanya menegaskan.@

Sumber: EGINDO.co