Penangkapan karbon di dunia sesungguhnya dipakai untuk apa? Banyak pertanyaan muncul dari berbagai kalangan. EGINDO.co mengutip penjelasan dari Euronews menyebutkan banyak digunakan untuk meningkatkan produksi minyak.
Euronews menulis bahwa teknologi penangkapan karbon, seperti Carbon Capture Storage (CCS) atau Carbon Capture Utilization Storage (CCUS), digunakan sebagai strategi pengurangan emisi pada berbagai negara. Meskipun bertujuan menangkap emisi karbon dari sumbernya atau dari udara melalui Direct Air Capture (DAC), mayoritas proyek CCS dan CCUS pada seluruh dunia sejauh ini lebih banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi minyak bumi, terutama melalui metode Enhanced Oil Recovery (EOR).
Sementara itu menurut Global CCS Institute, dari 42 proyek komersial yang beroperasi, sekitar 78 persen atau 30 proyek menggunakan karbon yang ditangkap untuk EOR, menyumbang sekitar 0,13 persen dari total emisi energi dan industri global. Meskipun ada rencana pembangunan sekitar 130 fasilitas DAC di seluruh dunia, hingga saat ini baru 27 fasilitas yang beroperasi, menangkap sekitar 10.000 ton karbon dioksida setiap tahunnya.
Kemudian Sumber Euronews menyebutkan sebagian aktivis lingkungan menyatakan kekhawatiran bahwa penggunaan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon untuk meningkatkan produksi minyak bumi dapat dianggap kontra-produktif dalam upaya melawan perubahan iklim.
Ceritanya, setelah ditangkap, karbon dapat dipindahkan langsung ke penyimpanan bawah tanah permanen dalam CSS atau dapat digunakan untuk keperluan industri lain yakni CCUS. Bentuk lain dari penangkapan karbon adalah penangkapan udara langsung atau direct air capture (DAC), yaitu penangkapan emisi karbon dari udara.
Teknologi penangkap karbon diklaim sebagai salah satu solusi untuk mengurangi emisi dalam upaya melawan perubahan iklim. Akan tetapi, akankah teknologi penangkan dan penyimpan karbon menjadi salah satu strategi yang tepat untuk memangkas emisi gas rumah kaca?
Faktanya, mayoritas proyek penangkap karbon dipakai sebagai metode untuk meningkatkan produksi minyak bumi. Dilansir dari Euronews, sejauh ini ada 42 proyek CCS dan CCUS komersial yang beroperasi di seluruh dunia.
Menurut lembaga pemantau industri penangkap karbon, Global CCS Institute, 42 proyek tersebut memiliki kapasitas untuk menyimpan 49 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya. Jumlah tersebut setara dengan 0,13 persen dari sekitar 37 miliar ton emisi tahunan energi dan karbon dioksida terkait industri di dunia.
Dari total proyek, sekitar 78 persen atau 30 proyek, karbon yang ditangkap dimanfaatkan untuk peningkatan produksi minyak bumi alias enhanced oil recovery (EOR). Metode EOR menyuntikkan karbon ke dalam sumur minyak untuk bisa membebaskan minyak-minyak bumi yang terperangkap. Para pengebor mengatakan, EOR dapat membuat minyak bumi lebih ramah iklim. Namun, para aktivis lingkungan mengatakan praktik tersebut kontra-produktif. Sisanya, 12 persen atau 12 proyek secara permanen menyimpan karbon di dalam tanah dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi minyak.
Sumber: Euronews/EGINDO.co