Perdagangan bursa karbon di Indonesia masih jauh dibawah ekspektasi atau harapan yang diinginkan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui bahwa transaksi karbon di bursa karbon atau IDX Carbon belum sesuai harapan. Tercatat, per 3 Juli 2024, akumulasi volume perdagangan di bursa karbon sebanyak 608.740 ton co2 atau senilai Rp36,78 miliar.
Hal itu sebagaimana yang dikatakan Direktur Pengawasan Bursa Karbon OJK Lufaldy Ernanda bahwa jumlah itu masih jauh dari ekspektasi dan potensi kredit karbon di Indonesia yang mencapai Rp3.000 triliun. Terus terang jauh dari yang diharapkan.
“Jadi memang boleh kita sampaikan secara overall, kita memang melihat perkembangannya masih sangat lambat bahkan bukan hanya lambat akan tetapi sangat lambat,” kata Lufaldy Ernanda pada saat acara IDX Carbon Update, Kamis lalu di Jakarta.
Dinilainya bahwa supplier karbon yakni Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT PLN Nusantara Power yang keduanya berasal dari sektor energi. Untuk itu katanya pihaknya menginginkan supplier berasal dari sektor lain, tetapi belum tercapai karena keterbatasan waktu sebelum bursa karbon meluncur.
Masig overall jauh dari potensi Rp3000 triliun dan memang masih jauh, bahwa sebenarnya OJK dan pihak terkait sudah cukup agresif mendorong bursa karbon sebagai pasar sekunder. Dari segi infrastruktur dan teknologi, semuanya sudah memadai. Dicontohkannya, jika diibaratkan perdagangan mobil maka showroom sudah bagus atau keren dan customer service sudah lengkap, gedungnya canggih dengan ruang kaca, full AC sehingga nyaman bagi siapa saja.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan bursa karbon memang hal yang baru, masih dibutuhkan pemahaman. Meskipun perdagangannya masih jauh dari ekspektasi, Jeffrey memandang sisi positifnya, bahwa volume transaksi di IDX Carbon sudah hampir 3 kali lipat melebihi bursa karbon Malaysia yang diluncurkan 9 bulan lebih awal.
Katanya tentu tidak berkecil hati akan tetapi jika dibandingkan dengan potensi riil memang masih sangat kecil. Untuk itu harus jauh lebih semangat kedepannya, karena potensi yang ada jauh lebih besar dan harus disyukuri serta tetap semangat.@
Sumber: EGINDO.co