Industri properti memberikan sumbangsih sebesar 40 persen dalam emisi karbon global. Untuk itu, pengembang kini didorong untuk membangun proyek dengan aspek keberlanjutan. Apalagi, Indonesia juga memiliki target mencapai nol emisi karbon pada 2060 atau lebih cepat. Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menegaskan bahwa kolaborasi antarpemangku kepentingan perlu digencarkan untuk mewujudkannya, termasuk para pengembang properti komersial. Hal itu diungkapkan Country Head JLL Indonesia James Allan dalam keterangan resminya yang dilansir EGINDO.co
Katanya sektor properti merupakan salah satu penyumbang emisi karbon tertinggi. Untuk itu pemilik bangunan, perlu menyeimbangkan upaya dari bangunan baru hingga renovasi perbaikan karena bangunan baru saja tidak cukup membantu Indonesia dalam mencapai target nol karbon.
Untuk Jakarta dapat mengambil langkah terdepan melalui Jakarta 30:30 Commitment, mengingat bahwa Jakarta kini menjadi kota yang lebih sehat, sejalan dengan perbaikan infrastruktur. Hal itu berdasarkan laporan terbaru JLL bertajuk Indonesia’s Journey Towards Sustainable Real Estate. Jakarta merupakan kota pertama yang memiliki peraturan khusus untuk menerapkan bangunan hijau. Pada 2016, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk mengurangi konsumsi energi, air, dan emisi CO2 sebesar 30 persen pada 2030. Oleh karena itu, pemilik gedung di Jakarta, baik yang baru maupun yang lama, harus segera menerapkan konsep green building untuk mencapai target tersebut.
Sementara itu Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim menerangkan bahwa sejumlah gedung perkantoran di Jakarta sebagian mulai menggunakan konsep green and sustainability. Katanya hingga kuartal kedua 2022, ada sekitar 1,9 juta meter persegi area green office di Jakarta, dimana 42 persen di antaranya merupakan gedung perkantoran Grade A yang telah memperoleh sertifikasi hijau.
Yunus menjelaskan adapun, gedung dengan sertifikasi hijau terdapat sekitar 10 juta meter persegi ruang kantor di Jakarta. Implementasi bangunan berkelanjutan di Indonesia didorong oleh pembentukan Green Building Council Indonesia pada 2009.@
Sumber: EGINDO.co